manadoterkini.com, SULUT – PDI Perjuangan kembali menjadi jawara. PDIP berpotensi meraih suara terbanyak.
Sementara untuk kursi pertama DPR RI dari Dapil Sulawesi Utara, disegel Rio Dondokambey pasca meraih suara terbanyak di internal PDI Perjuangan.
“Rio Dondokambey dipastikan meraih kursi pertama dari enam kursi jatah DPR RI utusan Sulawesi Utara,” ujar sumber dari kamar hitung PDI Perjuangan Sulut.
Sebelumnya diberitakan, mengutip hasil quick count Politika Research & Consulting (PRC), PDI Perjuangan berhasil meraih 37,97 persen.
Hasil ini mengungguli Partai Golkar dengan raihan 23,83 persen, diikuti Partai Demokrat 15,19 persen, Partai Nasdem 9,61 persen, Partai Gerindra 6,13 persen, serta sejumlah partai lainnya yang hanya meraih 2 persen ke bawah. Adapun, untuk total data masuk sudah 100 persen, terakhir diperbarui 15/02/24, 10:15 WIB.
Menanggapi hasil ini, Pengamat Politik Sulut Dr Johnny P Lengkong SIP MSi mengatakan, kalau dilihat dari beberapa lembaga survey nasional, Sulut merupakan salah satu daerah tiga besar yang tertinggi untuk PDI Perjuangan. Presentasenya berada di kurang lebih 35-an persen, kalau 37 persen berarti masih di range.
“Ini merupakan suatu prestasi, dari pemilu ke pemilu mampu dipertahankan oleh PDIP. Tinggal kita lihat berapakah raihan kursi, tentu saja itu nanti harus berkisar disitu (Hasil Quick Count PRC, red). Kita tidak tahu margin error-nya berapa, 1 persen atau 2 persen, saya kira tidak akan berbeda jauh. Tapi tetap nanti hasil akhir adalah yang dirilis oleh KPU secara resmi,” terangnya, kepada wartawan, pada Kamis (15/2/2024).
Untuk berapa raihan kursi, lanjut dia, tentu saja akan dilihat berapa jumlah yang memilih secara keseluruhan, dari hasil yang dirilis oleh KPU nanti. “Kemudian, nanti bisa lihat siapa yang akan mewakili dari PDIP. Karena total suara yang masuk dari hasil hitung cepat ini kan, bisa berbeda dengan apa yang nanti dikeluarkan oleh KPU,”
Dia menegaskan lagi, intinya PDIP Sulut masih yang tertinggi atau bisa mempertahankan hasil dari Pemilu sebelumnya. “Kalau dikaitkan dengan Pilpres, itu semacam dua hal yang berbeda. Bahwa, ada sebagian dari pemilih PDIP, katakanlah untuk memilih Capres itu agak berbeda dengan pandangan partai. Seperti itu kayaknya,” tukasnya. (*)