manadoterkini.com, MANADO – Salah satu persoalan pelik yang tak kunjung tuntas di PD Pasar Manado, masalah gaji karyawan. Untuk itu, Dirut Jootje ‘Oceng’ Rumondor langsung tancap gas menyelesaikan apa yang menjadi hak dari karyawan perusahan plat merah tersebut.
Ada sekitar 528 karyawan PD Pasar Manado terus gigit jari, minta belas kasihan karena hak mereka belum diberikan perusahaan daerah milik Pemkot Manado itu.
“Tadi malam usai dilantik saya langsung rapat dewan direksi. Salah satu bahas soal gaji dan restrukturisasi sampai jam 2 subuh,” kata Oceng.
Rapat dewan direksi menurutnya, sesuai amanat PP 54/2017 ditindaklanjut dengan Kepmendagri 37/2018 tentang penyegaran sesuai kebutuhan, diperkuat SK Wali Kota No 27/2003 tentang tugas pokok dan fungsi di lingkungan PD Pasar Manado.
“Makanya usai rapat dewan direksi, kami langsung lakukan penyegaran para Kabag sesuai kebutuhan dan fungsi. Kami sudah koordinasi dengan Pemkot Manado selaku owner PD Pasar, termasuk rencana pembayaran gaji karyawan,” ungkap Oceng.
Untuk hak 528 karyawan, mantan Kabanwas PD Pasar ini janji segera dibayarkan. Tak tanggung-tanggung, pembayaran gaji akan dilakukan selama 5 bulan dengan baru 3 bulan kerja saat ini.
“Terhitung maret, baru tiga bulan kerja. Kami akan bayar lima bulan. Januari, Februari, Maret, April dan Mei. Saya menjabat kan April ini. Jadi bisa dibayar sampai Mei nanti supaya Juni atau Juli bisa normal kembali. Ada kwa tu doi..!!” beber pria low profile.
Oceng pun menggungkapkan langkah strategisnya untuk kesejahtraan PD Pasar. Melakukan revitalisasi potensi progresif. Semua pendapatan akan digali minimal ada kenaikan 20%. Pemangkasan anggaran tidak sesuai Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Perusahaan (RAPBP) agar terjadi efisiensi.
“Selama ini ada anggaran dewan direksi khusus sewa kendaraan dan biaya operasional. Begitu juga dewan pengawas, ada biaya sewa perumahan. Per bulannya Rp150 juta. Nah, yang begini-begini akan kami pangkas. Kalo 150 juta itu sudah bisa bayar gaji 50 karyawan. Ini yang akan kami lakukan. Ada kwa depe doi itu,” pungkas Oceng. (*/malz)
