manadoterkini.com, SULUT – Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara jelang lima tahun terakhir telah berhasil melakukan lompatan pembangunan di daerah “Nyiur Melambai”.
Wakil Gubernur Sulawesi Utara Steven Kandouw, Senin (7/12/2020) menegaskan dengan kemajuan dan keberhasilan pembangunan saat ini, bukan tidak mungkin Sulut menjadi “Penang” baru di Indonesia Timur.
Pembangunan Rumah Sakit (RS) di Sulut yang begitu pesat, seperti RS Dr Awalui, RS Medika, RS Hermina menambah koleksi pembangunan RS di Sulut yang bertaraf internasional.
“Mimpi OD-SK menjadi kenyataan, menjadi Penang baru di Indonesia Timur,” tegas Kandouw.
Bahkan dengan dilakukan penandatanganan prasasti peresmian Rumah Sakit Umum Hermina Manado, Senin (7/12/2020) oleh Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey memastikan komitmen Pemprov Sulut meningkatkan pelayanan bagi masyarakat.
Olly bahkan meyakini bahwa dengan bertambahnya rumah sakit di Sulut maka tingkat pelayanan kepada masyarakat juga akan semakin optimal dan Pemprov Sulut siap membantu bila ada kendala.
Selain keberhasilan dalam pembangunan di bidang kesehatan, Pemprov Sulut juga terus melakukan lompatan pembangunan daerah di berbagai sektor.
Antara lain dilihat secara makro, perkembangan Sulut menunjukan progress yang positif. Pertumbuhan ekonomi daerah dari tahun 2016 hingga tahun 2019 selalu berada di atas 6 persen dan juga berada di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional.
Capaian yang paling signifikan adalah penurunan angka kemiskinan melalui program Operasi Daerah Selesaikan Kemiskinan (ODSK).
Sebelum itu, kemiskinan di Sulut berada pada angka 8,98 persen. Sampai akhir tahun 2019, berhasil menurunkan 1 digit angka kemiskinan mencapai 7,51 persen.
Penurunan angka kemiskinan telah menjadikan program Operasi Daerah Selesaikan Kemiskinan mendulang sukses, bahkan telah menerima penghargaan Top 99 Inovasi Pemerintah Daerah serta Penghargaan Adhi Purna Prima Award, sebagai provinsi dengan tingkat kemiskinan terendah se-pulau Sulawesi.
Masyarakat juga patut berbangga karena buah dari upaya mengendalikan inflasi dan gejolak harga di daerah, telah turut menjadikan Sulut sebagai salah satu provinsi terbaik di Indonesia dalam hal pengendalian inflasi daerah.
Secara year on year, inflasi di Sulawesi Utara pada akhir tahun 2019, masih terkendali dan sesuai dengan target provinsi dan nasional, yakni 3 persen.
Bahkan Nilai Tukar Petani (NTP) terus mengalami peningkatan. Terlebih Nilai Tukar Nelayan (NTN) yang di atas 100 persen.
Sementara di sektor Pertanian mulai Agustus 2020 ini Pemprov Sulut telah resmi mengasuransikan sejumlah lahan pertanian maupun peternakan. Hal ini pun ditandai dengan penyerahan secara simbolis premi asuransi pertanian dan peternakan oleh Branch Manager Jasa Asuransi Indonesia (Jasindo) Saut Taridahasiolan pada Gubernur Sulut Olly Dondokambey, yang selanjutkan diserahkan pada perwakilan kelompok tani dan kelompok peternak pada kegiatan ‘Marijo Ba Kobong’ di Desa Bajo Kecamatan Tatapaan Minahasa Selatan (Minsel), Rabu (19/08/2020) lalu.
Gubernur mengatakan, petani maupun peternak yang tercover asuransi akan ditanggung kalau gagal panen atau sapinya mati.
Sementara di sektor perkebunan dalam empat tahun ini, Pemprov Sulut berhasil mengembangkan perluasan tanaman 13 komoditas perkebunan.
Komoditas yang dikembangkan yakni kelapa, cengkeh, pala, kakao, vanili, kopi, jambu mete, casiavera, lada, kemiri,aren, jarak pagar dan pisang abaka.
Luas wilayah yang dimanfaatkan untuk tanaman perkebunan sampai dengan tahun 2019 lalu seluas 413.219,75 hektare.
Perkebunan rakyat (PR) mendominasi dengan luas areal 400.900,58 hektare (97,02 persen) dari total luas areal dengan melibatkan pekebun sebanyak 348,601 kepala keluarga.
Sedangkan pengusahaan perkebunan besar swasta (PBS) mengelola luas areal sebesar 10.694,88 hektare (2,66 persen) dari total luas areal.
Kawasan ini dikelola sebanyak dengan 48 PBS, sedangkan perkebunan besar negara seluas 1.624,29 hektare (0,40 persen).
Menurut Gubernur Sulut Olly Dondokambey, semua pencapaian dari visi dan misi yang ditetapkan sejak awal memimpin Sulut pada 2016, tak lepas dari dukungan segenap komponen masyarakat Sulut.
Visi tersebut adalah terwujudnya Sulut Berdikari Dalam Ekonomi, Berdaulat Dalam Pemerintahan dan Politik, serta Berkepribadian Dalam Berbudaya.
Visi ini dijabarkan melalui tujuh misi. Yang pertama, mewujudkan kemandirian ekonomi dengan memperkuat sektor pertanian dan sumber daya kemaritiman, serta mendorong sektor industri dan jasa.
Kedua, memantapkan SDM dan berdaya saing. Ketiga, mewujudkan Sulut sebagai destinasi investasi pariwisata yang berwawasan lingkungan.
Keempat, mewujudkan pemerataan kesejahteraan masyarakat yang tinggi, maju dan mandiri. Kelima, memantapkan pembangunan infrastruktur berlandaskan prinsip pembangunan berkelanjutan. Keenam, mewujudkan Sulut sebagai pintu gerbang Indonesia di kawasan timur.
Dan ketujuh, mewujudkan Sulut yang berkepribadian melalui tata kelola pemerintahan yang baik. (Adv/Rizath)