Visi-Misi Nawacita yang dihadirkan pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK) akhirnya membuahkan hasil di Sulawesi Utara, tak tanggung-tanggung pembangunan infrastruktur bernilai triliunan rupiah dikucurkan untuk pemerataan pembangunan.
Terakhir, Senin (21/1/2019) Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi skala 500 KW yang beroperasi di Lahendong diberikan guna membantu permasalahan listrik di Sulut. Bantuan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi skala 500 KW merupakan kerjasama Pemerintah Indonesia dan Jerman.
Bantuan tersebut diserahkahkan langsung oleh Duta Besar Jerman untuk Indonesia Peter Schoof kepada Presiden Joko Widodo yang diwakili Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) M Nasir.
Gubernur Sulut Olly Dondokambey yang hadir langsung saat penyerahan bantuan mengapresiasi kerja sama tersebut. Bantuan dari Pemerintah Jerman berupa Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Binary Cycle 500 KW di Lahendong merupakan salah satu bentuk kepedulian Presiden Jokowi kepada masyarakat Sulut, katanya.
“Kami mengucapkan terima kasih atas apa yang sudah dikerjakan oleh Pemerintah Jerman dan Pemerintah Indonesia di bawah pimpinan Pak Jokowi atas seluruh yang apa kita terima saat ini,” kata Olly.
Lanjut Olly, bantuan ini merupakan bentuk perhatian pemerintah pusat Jokowi-JK kepada masyarakat Sulut. Untuk itu, Olly mengapresiasi kinerja Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla atas pesatnya pembangunan infrastruktur di Sulut.
“Saya juga berterimakasih kepada Pak Jokowi dan Pak Jusuf kalla. Ini bukan kampanye. Ini kenyataan di lapangan,” tandas Olly.
Harapan kami, Pemerintah Jerman terus bekerjasama dengan Kemenristekdikti dan BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) terkait penggunaan teknologi geotermal yang terbaik di sini, sehingga masyarakat bisa merasakannya,” imbuh Olly.
Terbukti juga, di tahun 2018, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulut mampu mengukir berbagai capaian pembangunan, antara lain: Pertumbuhan Ekonomi pada Triwulan ke-III berada pada angka 5,66 persen. Lebih tinggi dari capaian nasional 5,17 persen.
Selain itu, angka kemiskinan dapat ditekan dan berada pada posisi 7,59 persen dari sebelumnya 8,98 persen, angka pengangguran juga mampu ditekan hingga 6,86 persen, dari sebelumnya 7,18 persen pada tahun 2017.
Begitu juga di sektor pariwisata, jumlah kunjungan wisawatan mancanegara selang bulan Januari hingga Desember 2018 telah melampaui angka 110.000 sedangkan untuk wisatawan domestik mencapai 2,6 juta, jelas Olly.
Karenanya, untuk meningkatkan terus kemajuan pembangunan ini, Olly Dondokambey mengajak semua pihak untuk selalu mendukung pelaksanaan program pembangunan Sulut pada tahun 2019 ini. Selain itu, Olly pun terus memacu sejumlah pembangunan proyek infrastruktur di Sulut.
Sebelumnya, Menristekdikti M Nasir mengatakan pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan penggunaan energi terbarukan hingga mencapai 23 persen tahun 2025. Sampai tahun ini porsi penggunaan energi terbarukan di Indonesia baru berkisar delapan persen hingga sembilan persen.
“Dari geotermal sendiri baru berkontribusi empat persen dari sembilan persen renewable energy. Jadi potensinya masih sangat tinggi,” ujar Nasir.
Tambah Menristekdikti, target penggunaan energi terbarukan 23 persen pada 2025 salah satunya bisa dicapai melalui pengembangan energi panas bumi atau geotermal karena Indonesia memiliki potensi panas bumi yang bisa diolah menjadi listrik dengan kapasitas 28 ribu MW hingga 29 ribu MW.
Sebelumnya Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Ir. Rida Mulyana, M.Sc mengatakan pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mewujudkan energi yang adil, yang bertujuan untuk memberikan akses yang sama terhadap energi bagi semua orang Indonesia, melalui pengembangan infrastruktur energi dan mengoptimalkan potensi sumber energi lokal dengan ketersediaan terjamin, aksesibilitas, keterjangkauan dan keberlanjutan. Untuk mewujudkannya, Pemerintah melakukan upaya terbaik, diantara nya meningkatkan rasio elektrifikasi menjadi 99,9% pada 2019 dan memaksimalkan pemanfaatan energi terbarukan untuk menjamin keberlanjutan dan keterjangkauan energi.
Selama periode 2010 hingga 2018, rasio elektrifikasi meningkat dari 67,2% menjadi 98,05%. Namun bauran energi utama untuk pembangkit listrik masih didominasi oleh energi fosil, dengan batubara sebesar 58,64%, gas 22,48%, minyak 6,18%, dan energi terbarukan sekitar 12,71%. Untuk mendorong pemanfaatan energi terbarukan, Pemerintah melalui Kebijakan Energi Nasional telah menargetkan untuk meningkatkan peran energi terbarukan sebesar 23% dalam ba uran energi nasional pada tahun 2025. Untuk mencapai target ini, sekitar 45 GW listrik akan dipasok oleh energi terbarukan pada 2025.
(Advetorial-Rizath Polii)