manadoterkini.com, BITUNG – Wali Kota Bitung Maximiliaan J Lomban mewanti-wanti publik agar tidak memindahkan/ mencuri buoy (pelampung) yang digunakan sebagai alat pendeteksi dini bencana tsunami. Jumat (19/10/2018).
Kata Lomban, Alat deteksi tsunami berteknologi tinggi ini dipasang di sepanjang kawasan pesisir Indonesia yang rawan bencana. “Jika alat-alat ini berpindah tempat atau dicuri, maka hal ini membuat upaya pencegahan jatuhnya korban jiwa yang dilakukan oleh pemerintah menjadi rentan,” katanya
Buoy tsunami diperlukan sebagai sistem peringatan dini, untuk itu kata Lomban, Buoy yang mengapung di laut untuk tidak dirusak, dipindahkan atau di bawa pulang
“Karena ketidak tahuan masyarakat, ada beberapa alat deteksi Tsunami ini yang dibawa pulang bahkan ada yang dirusak, untuk itu saya atas nama Pemerintah Kota Bitung mengimbau para Nelayan atau siapa saja untuk menjaga dan tidak merusak alat tersebut, hal ini untuk memastikan keselamatan kita bersama,” tutup Lomban.
Sementara itu Ketua PMI Kota Bitung Dra Khouni Lomban Rawung menjelaskan bahwa dibeberapa tempat di dasar laut Indonesia, BMKG telah meletakkan alat pengukur tekanan gelombang laut yang dapat mendeteksi secara cepat dan langsung dilaporkan ke buoy yang berada di atas permukaan laut.
“Tinggi gelombang yang akan terhempas menuju pesisir secara akurat dapat dilaporkan buoy. Data aktual itu diterima satelit, dan apabila berpotensi tsunami maka alarm peringatan dini akan diaktifkan secara otomatis,” jelasnya
Dengan adanya buoy, kita bisa secara tepat dan cepat menentukan ada tidaknya tsunami, kita juga bisa mengetahui daerah mana yang akan paling parah dihantam tsunami. “Sehingga penanganan bencana pun bisa lebih fokus,” tutup Rawung.(refly)