manadoterkini.com, SULUT – Demi bulu tangkis, Liliyana Natsir perempuan yang akrab disapa Butet itu hanya sampai di bangku Sekolah Dasar (SD) di Eben Haezar Manado.
“Dari SD berkisar umur delapan tahun dia mulai bermain Bulu Tangkis,” ungkap Olli Maramis ibunda Liliyana saat ditemui di rumahnya di Kelurahan Teling Atas, Kecamatan Wanea, Manado, Sulawesi Utara.
Dia mengungkapkan, bakat Butet di olahraga Bulu Tangkis sudah tampak sejak kecil, sehingga orang tua memasukkan ke klub PB Pisok Manado dan dilanjutkan ke PB Tangkas Jakarta serta di ambil PB Djarum. Di sanalah Butet mulai mengukir prestasi baik di tingkat nasional maupun internasional.
“Pas selesai SD, saya lihat sih nih anak kayaknya ada bakat dan dia memang suka, bukan dipaksain sehingga kami membiayai sendiri untuk dibawah ke Jakarta,” ujar Maramis.
Apa yang diraih oleh Butet saat Olimpiade Rio de Janeiro merupakan buah pengorbanannya.
Ibunda Liliyana juga bersyukur atas perhatian Pemerintah Pusat terhadap atlet-atlet Indonesia yang memberikan bonus kepada mereka. Ia pun berharap Pemerintah Provinsi Sulut maupun Kota Manado bisa memberikan penghargaan serupa kepada anaknya apalagi Liliyana Natsir.
“Mudah-mudahanlah Gubernur dan Walikota Manado melihat Liliyana sebagai anak dari daerah Manado, dengan memberikan kenang-kenangan dari hasil prestasinya,” ungkapnya sembari mengatakan Butet adalah anak bungsunya.
Diketahui kemarin, Presiden Joko Widodo menyambut kedatangan para atlet Indonesia yang baru saja berjuang di Olimpiade Rio Brazil. Sambutan khusus terutama kepada pasangan pebulutangkis Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir yang menyumbangkan medali emas dari nomor ganda campuran. Medali emas yang diraih sebagai hadiah hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia ke-71. Liliyana merupakan Sri Kandi kedua Indonesia yang menyumbangkan medali emas di cabang olaraga Bulu Tangkis, setelah Susi Susanti pada Olimpiade Barcelona 1992.(alfa)