MANADO, (manadoterkini.com) – Kota Manado, Sulawesi Utara, pada tahun 2014-2015 memiliki 100 daya tarik wisata (DTW) dengan Bunaken sebagai kawasan strategis pariwisata nasional.
“100 DTW tersebut terdiri atas alam, budaya dan muatan yang masing-masing dikelola oleh pemerintah dan swasta,” kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Manado, Hendrik Waroka di Manado, Senin (16/2).
Waroka mengatakan, selain dimiliki dan dikelola oleh pemerintah dan wasta ada juga yang merupakan kepunyaan pribadi perorangan dan kelompok.
Kepala Bidang Sumber Daya Pariwisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Manado, Abdiel Bajen menyebutkan, untuk DTW alam yang dimiliki dan dikelola pemerintah sebanyak 10 lokasi, swasta dua tempat dan kelompok dan perseorangan ada tiga lokasi.
“Sedangkan untuk DTW budaya yang dimiliki oleh pemerintah sebanyak 29 unit, dan perseorangan atau kelompok sebanyak 10 lokasi,” katanya.
Khusus untuk buatan, menurut Bajen yang dimiliki dan dikelola oleh pemerintah sebanyak 38 unit, badan usaha milik swasta enam lokasi dan kelompok serta perseorangan sebanyak empat kawasan.
Bajen menyebutkan, dari ketiga DTW di Manado, yang paling banyak mendapatkan kunjungan adalah alam, karena Bunaken yang menjadi penarik utamanya, sehingga wisata alam di Manado dianggap sebagai salah satu yang terbaik di Indonesia.
Dia menyebutkan, untuk DTW alam secara keseluruhan adalah Taman nasional laut Bunaken, Pulau Bunaken, Manado Tua, Siladen, kawasan Gunung Tumpa, pantai Malalayang, pelabuhan Manado, air terjun Kima Atas dan kawasan pesisir pantai Teluk Manado.
Selain itu, hutan bakau Tongkaina, grand luley, siladen resort, Gunung Tumpa, pemandian Malalayang dan lokasi monumen boboca.
Sedangkan di DTW budaya, Bajen menyebutkan adalah taman kesatuan bangsa, batu sumanti, gua Jepang, museum Sulawesi Utara, Veldbox Wanea, veldbox Pakowa, kawasan kampung China serta kawasan Kampung Arab.
Selanjutnya, parigi Tujuh, monumen perang dunia II, festival figura, Manado music festival, kuliner, christmas on Manado, old and new, parigi putri, makam Dotu Lolong Lasut, bunker PD II Sario Utara, Bunker PD II Tikala Kumaraka, Veldbox Sario Utara, Wenang Selatan, desa budaya Bengkol, Buha, Pandu, Meras, Tongkaina, Malalayang Dua, Alungbanua dan Manado Tua.
“Kemudian Batu Napo, Klenteng Ban Hin Kiong, Gereja Sentrum, kubur Jepang, batu buaya, kuangan, festival Tulude, Cap Go Meh,Gebyar Ramadhan, Festival Paskah, Makam Kanjeng Ratu Sekar Kedaton, Sarumpaga, Batu rana’a, katedral, masjid istiqlal, vihara dhamma dipa, pura Taas dan kompleks sekolah Don Bosco,” katanya
Sedangkan untuk buatan, Bajen menyebutkan, patung Yesus memberkati, monumen lilin, jala boulevard, kuliner jalan roda, jalan roda, jembatan Soekarno, kuliner sabuah bulu Malalayang, monumen batalyon worang, patung Samratulangi dan walanda maramis.
Selanjutnya, toar lumimuut, lengkong muaya, boboca Malalayang, titik nol, minahasa raad, maka tentara Jepang, monumen adipura, patung Dotu Lolong Lasut, Wolter Mongisidi dan patung Piere Tendean dan Ahmad Yani, kompleks pameran Kaiwatu serta patung kuda.
Begitu juga meriam kuno kanto gubernur, pohon natal raksasa, coelacanth, goa jepang di Mahakeret Barat dan Wonasa, bak air belanda, kolam renang, GOR Arie Lasut.
Kemudian gedung kesenian pingkan matindas, taman budaya, museum provinsi Sulawesi Utara, TKB, wisata agro gunung Tumpa, penangkaran satwa langka, shoping centre pusat, Megamas, mantos, it centre, itc marina plasa, bahu mall serta lapangan golf, kulinas pantai Malalayang, kompleks megamas, bahu mall dan kompleks mantos.(ald)