manadoterkini.com, MANADO – Pria Kaum Bapa (P/KB) Sinode GMIM turun langsung ke lokasi banjir di Kelurahan Dendengan Luar, Kecamatan Paal Dua, Kota Manado, Selasa (25/3/2025). Mereka bergotong royong membersihkan sisa lumpur yang masih menempel di jalan-jalan. Lumpur tersebut kemudian diangkut menggunakan truk agar lingkungan kembali bersih dan layak digunakan oleh warga.
Menariknya, aksi sosial ini tidak hanya melibatkan anggota P/KB GMIM dari Manado, tetapi juga dari berbagai daerah lain, seperti Minahasa Utara (Minut), Bitung, Minahasa, hingga Minahasa Selatan (Minsel). Para PKB ini datang dengan perlengkapan seperti sekop dan karung untuk membantu proses pembersihan.
Selain membersihkan lingkungan, beberapa anggota P/KB GMIM juga membawa bantuan bagi warga yang terdampak. Bantuan ini diharapkan dapat meringankan beban masyarakat yang masih berjuang untuk bangkit setelah banjir.
Ketua P/KB Sinode GMIM, Maurits Mantiri, mengungkapkan rasa syukur atas aksi kemanusiaan yang dilakukan hari ini. Ia menyebutkan bahwa kehadiran ratusan anggota P/KB di lokasi bencana merupakan wujud nyata kasih dan kepedulian terhadap sesama.
“Kita nampakkan kehidupan nyata kita semua tentang kasih karunia Tuhan. Kita sama-sama membantu kesulitan orang lain,” ujar Maurits Mantiri.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa kasih Tuhan tidak hanya sekadar kata-kata, tetapi diwujudkan dalam tindakan nyata.
“Kita nampakkan kasih Tuhan dalam kehidupan nyata dengan membantu kesulitan orang lain,” tambahnya.
Kegiatan sosial ini juga dihadiri antara lain Pendeta Jefry Saisab,Ketua P/KB Sinode GMIM Maurits Mantiri, Sekretaris P/KB GMIM Reza Rumambi, serta Penatua P/KB dan Komandan Panji Yosua dari berbagai jemaat dan wilayah.
Semangat kebersamaan yang ditunjukkan oleh P/KB GMIM ini mendapat apresiasi dari warga sekitar. Mereka merasa terbantu dan terharu melihat begitu banyak orang yang peduli terhadap kondisi mereka.
Aksi ini bukan hanya sekadar kerja bakti, tetapi juga menjadi simbol persatuan, solidaritas, dan kasih dalam iman. Kehadiran para relawan dari berbagai daerah menunjukkan bahwa di saat sulit, kepedulian terhadap sesama adalah kekuatan yang mampu membangkitkan harapan.
Dengan semangat gotong royong dan kepedulian yang tinggi, P/KB GMIM sekali lagi membuktikan bahwa gereja bukan hanya tempat beribadah, tetapi juga hadir secara nyata untuk menolong sesama.(**/ster)