Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
BitungEdukasi dan ReligiHukum dan Kriminal

Oknum ASN Bitung Dibidik Polisi Buntut Tudingan ‘Seminar Beking Abis Doi’

×

Oknum ASN Bitung Dibidik Polisi Buntut Tudingan ‘Seminar Beking Abis Doi’

Sebarkan artikel ini

manadoterkini.com, BITUNG – Menyusul viralnya komentar dalam bentuk tulisan di media sosial kalau kegiatan ‘Seminar Misi GMIM’ yang diselenggarakan dalam rangka HUT ke-90 GMIM Bersinode tahun 2024 belum lama ini dituding beking abis doi oleh oknum ASN Bitung inisial HK alias Helena akhirnya bermuarah di Polres Bitung, pada Selasa (20/08/2024).

Penyidik Polres Bitung langsung action gerak cepat menindaklanjuti laporan dugaan pelanggaran Undang-undang tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) terbaru dengan UU Nomor 1 Tahun 2024 yang dilaporkan Panitia Seminar Misi GMIM.

Terkini, Penyidik Polres Bitung sendiri, Rabu (21/8/2024) telah memanggil saksi-saksi pelapor untuk dimintai keterangan.

Franky Mocodompis, salah satu panitia yang juga pelapor ketika ditemui di ruang kerjanya mengapresiasi Kapolres Bitung.

“Secara pribadi saya respek terhadap penanganan aparat penegak hukum. Berselang sehari sejak dilaporkan langsung ditindaklanjuti dengan pemberian keterangan saksi,’’ kata Franky.

Sayang, dia tak memberikan informasi secara rinci terkait pihak mana saja yang diundang memberi keterangan.

“Kami menghormati proses yang sementara berlangsung, dan kami percaya penuh Pak Kapolres dengan jajarannya akan memberi atensi terhadap kasus berlatar belakang postingan di media sosial ini yang bermuatan ujaran kebencian dan hasutan bermotif SARA,” beber salah satu pejabat eselon 3 di Diskominfo Kota Bitung ini.

Secara umum, menurutnya, yang memberikan keterangan adalah para pihak terkait, seperti panitia inti, anggota panitia yang berhadapan langsung dengan pihak terlapor, dan beberapa panitia lainnya.

Franky hanya membeberkan alasan mengapa dia mewakili panitia seminar misi melaporkan kasus ini.

“Pertama secara substantif dalam melancarkan aksi merekam video, terlapor mengambil gambar video baliho ucapan Selamat dan Sukses Seminar Misi GMIM. Meskipun ujaran terlapor tentang belum terpenuhinya pembayaran tunjangan TPP (Tambahan Penghasilan Pegawai) merupakan ranah pribadi dan Pemkot Bitung,” jelasnya.

Tetapi menurut Franky, dengan mengambil obyek rekaman dimaksud, terlapor memberi pesan kepada khayalak netizen bahwa salah satu penyebab belum dibayarkannya tunjangan tersebut adalah kegiatan Seminar Misi GMIM.

“Kemudian dalam komentarnya, terlapor menuliskan tanggapannya terhadap salah satu pemberi komentar bahwa Seminar Misi GMIM merupakan Seminar yang beking-beking abis doi (baca: menghambur-hamburkan uang). Tulisan komentar ini kemudian dilanjutkan dengan emoticon avatar tertawa. Tentu saja yang disampaikan terlapor secara langsung menyerang harkat dan martabat kami Panitia Seminar dan Sinode GMIM secara keseluruhan. Karena kami mendapatkan Surat Keputusan Badan Pekerja Majelis Sinode GMIM dalam melaksanakan tugas pelayanan,” ujarnya.

Ketua BPC GMKI Manado dan Ketua Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi Unsrat era reformasi ini mengemukakan, bahwa panitia masih akan melaksanakan sekitar 5-6 kegiatan hingga acara puncak pada 30 September 2024 nanti.

“Saya khawatir jika tidak dilaporkan sekarang, postingan serupa akan terjadi berulang. Lagipula ini menjadi kewajiban saya dan teman-teman Diskominfo di seluruh Indonesia untuk meningkatkan literasi digital para pengguna media sosial agar berhati-hati saat online agar menghindari hal-hal yang berpotensi mengandung unsur pelanggaran pidana. Sebelum kirim atau enter lihatlah kembali postingannya agar tidak berimplikasi hokum,’’ ungkapnya.

Seminar Misi GMIM sendiri yang berlangsung Senin (19/8/2024) lalu menghadirkan Narasumber Rev. Sung Chan Kwok, Ph.D, dan diikuti oleh pimpinan Badan Pekerja Majelis Sinode GMIM, para Pendeta dan Guru Agama se GMIM.

Dari catatan panitia terdapat 1.246 peserta yang hadir dari 1.275 yang ditargetkan panitia.

“Postingan terlapor tidak hanya menjadi viral di Kota Bitung tetapi mendapatkan reaksi dari peserta yang hadir, dan itu berarti telah menjadi bagian dari pergumulan pelayanan dan pokok doa dari 1.074 jemaat GMIM di 149 wilayah yang tersebar di 7 kabupaten/kota,” urai Franky yang saat ini tercatat sebagai Penatua Pria Kaum Bapa GMIM Musafir Kleak, Anggota Pokja P/KB Center Komisi P/KB Sinode GMIM dan Wakil Sekretaris Kelompok Kerja Sistem Informasi Terpadu pada Bidang Data Informatika dan Litbang BPMS GMIM. (***/ald)