manadoterkini.com, SULUT – Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) menuntaskan kinjungan kerja (Kunker) di Sulawesi Utara, Jumat (23/02/2024).
Tiba di Sulut sejak Kamis (22/02/2024), Jokowi terus didampingi Gubernur Sulawesi Utara, Olly Dondokambey. Di berbagai kesempatan keduanya tampak akrab. Mulai dari Bandara Sam Ratulangi, hang out di Megamall Manado, peresmian Bendungan Lolak hingga kunjungan di kota Bitung.
Menariknya, Gubernur Sulut ini kerap diajak Presiden Jokowi, awalnya naik kendaraan presiden dan teralhir ketika akan bertolak ke Jakarta, kembali Gubernur Sulut Olly Dondokambey diajak Jokowi ke Jakarta dan naik bersama di pesawat Kepresidenan.
Maklum saat ini baru saja usai pemilihan Presiden dan Wakil Presiden RI melalui proses pemilu, tak ayal video dua momen diajak presiden naik kendaraan RI I dan berlanjut kembali diajak naik pesawat Kepresidenan ke Jakarta bersama Presiden RI langsung viral. Tampak terpantau Gubernur Olly Dondokambey pun terlihat kaget dan kebingungan saat Presiden Jokowi mengajaknya naik pesawat kepresidenan menuju ke Jakarta dari Bandara Sam Ratulangi Manado, Jumat hari ini.
Padahal saat itu sejumlah pejabat dan politisi di Sulut juga ikut berada di Bandara Sam Ramlangi Manado, namun hanya sosok Olly Dondokambey yang diajak Presiden Jokowi ke Jakarta.
Tentunya ini menimbulkan pertanyaan ada apa, atau apa yang dibicarakan Presiden Jokowi dan Gubernur Olly selama perjalanan menuju Jakarta selama sekitar 3 jam ke jakarta?
Pengamat Politik Sulut Taufiq Tumbelaka mengatakan tentunya ini untuk masa-masa sekarang di mana dinamika politik pasca Pemilu menggeliat tentunya ajakan dadakan itu terbilang sarat makna.
Hal ini tidak terlepas dari posisi Olly Dondokambey adalah salah satu pemegang jabatan strategis dalam PDI-Perjuangan (Bendahara Umum DPP PDI-Perjuangan).
Lanjutnya, selain itu OD dikenal sebagai “Orang dekat” dari Ketua Umum PDI Perjuangan, Hj Prof DR (Hc) Megawati Soekarnoputri.
“Jadi bisa saja nantinya ada terjadi komunikasi politik walaupun sifatnya informal melalui OD,” terangnya.
“Dalam politik upaya terus membuka komunikasi politik merupakan upaya untuk menjajakan kearah kompromi politik dan hal itu sesuatu yang lumrah alias “sah – sah saja,” pungkasnya.(*/rizath)