manadoterkini.com, SULUT – Harus diakui atau tidak , Rakyat Indonesia sekarang ini dirong-rong mewujudkan obsesi hampa, mulai dari mobil murah ESEMKA, Pangan Murah dan Bisa Eksport Beras berujung pada Food Estate yang gagal.
Oleh Karenanya, Ganjar-Mahfud dinilai pilihan tepat menyempurnakan arah dan program yang jelas sebagai pilihan rakyat Indonesia keluar dari penderitaan.
“IKN terbukti tidak ada Investor asing yang akan berdampak pada kenaikan pajak rakyat akan merangkak naik dan bahkan hutang dari pembelian peralatan perang akan menciptakan hutang luar negeri yang akan membebani Rakyat Indonesia sampai 20 tahun Kedepan,” ujar Solideo perwakilan dari Jaringan Anak Milenial (JAM).
Lanjut Solideo, Rakyat Indonesia saat ini masuk pada jebakan kebijakan yang tidak Pro Rakyat.
“Harga beras makin tinggi akibat dana pertanian untuk petani akhir dikorupsi. Disisi lain membeli alat perang lebih mudah daripada beli pupuk untuk Rakyat. Petani hanya menjadi Komoditas politik yang pada akhirnya lahan pertanian saat ini tidak bisa ditanam” tambahnya.
Lain Halnya dengan Yusuf Damopolii, Ketua LSM Pro Kebenaran dan Keadilan, menurutnya seleksi capres-cawapres telah menghilangkan akal sehat dan norma budaya hidup Rakyat Indonesia. Seolah-olah orang berpendidikan tidak mendapat tempat dan penghormatan yang layak.
Cara berkuasa, tata pemerintahan dan bahkan berjalan paradoks dengan amanat reformasi.
“Kita saat ini muda di tipu dengan informasi palsu, rakyat mudah ditekan karena aturan perundang-undangan saling berbenturan seperti Omni Bus Law. Sehingga bagi saya tidak ada jalan lain selain Kita bersama memilih Ganjar-Mahfud.” ucap Damopolii.
Sementara itu, Tokoh Masyarakat, Bung Bonni Tooy menegaskan agar Rakyat Indonesia harus berani jujur dan berani berkata mana yang pantas dan mana yang patut memilih Presiden dan Wapres.
“Saya kira Ganjar-Mahfud paling layak. Mengapa? Karena mereka jauh dari konflik Interest dan bahkan mereka figur sesuai amanat Undang-Undang, bekerja untuk kepentingan Rakyat Indonesia dan hal ini boleh dilihat dari rekam jejak dan karir mereka,” ujar Boni Tooy.
“Ganjar-Mahfud tidak memiliki hasrat dalam memimpin untuk kepentingan Pribadi. Mereka lebih mementingkan kepentingan umum. Ganjar-Mahfud pemimpin bersih dan memiliki keteladanan,” tambahnya. (*/Rizath)