manadoterkini.com, SULUT – Ketua Umum Aliansi Kabasaran Seluruh Indonesia (AKSI) Stephen Babe Liow mendesak Kapolda Sulut untuk mengusut tuntas siapa dibalik penyebaran hoax atau berita bohong terkait penyelundupan barang ilegal di Perbatasan Filipina-Indonesia yang mencatut nama Ci Una dan Yundi Serra melibatkan Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey.
Dalam konferensi pers nya, Babe sapaan akrab Stephen Babe Liow menjelaskan, informasi adanya pengusaha Sangihe inisial Ci Una dan lelaki Yundi serta Gubernur Olly disebut-sebut dalam sindikat penyelundupan barang ilegal di Perbatasan Filipina-Indonesia tersebut mulai terungkap.
Informasi terakhir kata Babe dua WNI asal Sangihe-Indonesia, yang diberitakan ditangkap oleh Philippine Coast Guard (PCG) atau pasukan keamanan pantai Filipina, Selasa, (09/05/2023) lalu ternyata tidak benar.
Hal tersebut disampaikan Babe usai berkomfirmasi dengan Ci Una dan Yundi di Gratia Cafe & Bakery Malalayang Manado, Rabu (14/6/2023).
Diketahui, dalam berita yang dimuat beberapa media mengatakan adanya keterlibatan Olly Dondokambey yang juga sebagai Bendahara Umum PDIP ini terungkap lewat chatingan WhatsApp (WA) antara oknum Ci Una dengan akun Yundi pegawai Bea Cukai.
Setelah dilakukan klarifikasi, Babe memastikan chatingan WhatsApp (WA) antara oknum Ci Una dengan akun Yundi sengaja dibuat padahal chatingan tersebut adalah rekayasa oknum yang tidak bertanggung jawab.
“Dalam waktu dekat kami akan menyerahkan bukti kepada Kapolda, dan meminta agar Kapolda mengusut masalah ini yang diduga adalah dikarenakan persaingan bisnis yang melibatkan pengusaha besar,” tegas Babe.
Ditempat yang sama, juru bicara Sitti Maimuna Bin Taher atau yang lebih akrab disapa Ci Una, Ahmad Bin Taher yang juga saudara kandung Ci Una menjelaskan informasi itu tidak benar dan hanya rekayasa.
“Isu ABK dan kapal ditangkap itu tidak benar karena (ABK dan Kapal) sudah ada di wilayah kami dan kapalnya kan sudah beroperasi kemarin. Masalah berkas Bea Cukai itu sudah clear semuanya kan ada petugasnya yang mengawasi kegiatan ini, jadi kalau bilang ilegal itu tidak benar, karena barang kita sudah diperiksa berlapis-lapis di Jawa, lalu diperiksa di Bitung, Manado sampai di Sangihe,” tegas Ahmad.
Ahmad menduga, masalah ini dikarenakan ada unsur persaingan bisnis. Ada oknum pengusaha kapitalis yang ingin mengambil alih bisnis Ci Una, padahal bisnis Ci Una banyak sekali melibatkan masyarakat kecil.
Masyarakat terbantu lewat usaha Ci Una karena ekonominya masyarakat yang dulunya sangat lemah, dengan adanya kegiatan ini maka masyarakat bisa mendapatkan pekerjaan legal dan bisa membantu negara lewat pajak perusahaan.
“Bahkan, banyak pekerja bersama Ci Una sudah mampu membiayai anaknya hingga kuliah di UGM sampai S2,” tegas Ahmad sambil mengajak media berkunjung ke lokasi dan melihat langsung aktivitas ABK di Sangihe. (Rizath)