manadoterkini.com, SULUT – Ekspektasi masyarakat terhadap Rumah Sakit Provinsi Sulawesi Utara (ODSK) sangat ttingg. Pasalnya RSUD ODSK kini menjadi kebanggaan masyarakat Nyiur Melambai usai di luncurkan beberapa waktu lalu.
Kesempatan itu tak disia-siakan oleh Ketua DPRD Sulawesi Utara dr. Fransiscus Andi Silangen, SpB, KBD yang sukses memimpin operasi perdana bedah digestif di RSUD tersebut, Senin (6/6/2022).
Tak tanggung-tanggung, jenis operasi yang dipimpin Dr. Andi bersama dr. Toar Mambu, SpB, KBD adalah operasi canggih dengan menggunakan alat laparoscopi yang masih jarang dilaksakan di Sulawesi Utara.
Operasi ikut didampingi oleh Tim Bedah Digestif RSUP Kandou yang dipimpin langsung oleh Dirut RSUP Kandou Dr. Dr. Jimmy Panelewen, SpB, KBD.
Dr. Andi dalam keterangan kepada media menjelaskan bahwa operasi yang dipimpinnya adalah operasi laparascopic cholecystectomy untuk mengeluarkan batu empedu dengan menggunakan alat semacam teropong berkamera yang dimasukkan ke dalam rongga perut pasien dengan sayatan rekatif kecil/minimal.
“Dengan teknik ini, jika Tanpa komplikasi, pasien bisa pulang dalam 1-2 hari setelah operasi,” urai satu-satunya Ketua DPRD di Indonesia yang juga berprofesi sebagai dokter ahli bedah digestif.
Dikesempatan yang sama, Direktur RSUD ODSK dr. Enriko H. Rawung, MARS yang ikut mengawal jalannya operasi di Instalasi Bedah Sentral (IBS) RSUD ODSK menyambut gembira kesuksesan operasi ini.
Dokter Enriko menguraikan pasien adalah seorang wanita berusia 70 tahun, dan operasi dilaksanakan sejak jam 18:36-20:15 Wita, berjalan sukses. Ini membuktikan sistem internal RSUD ODSK telah handal dan sanggup melaksanakan operasi yang terbilang canggih ini.
“Persiapannya cukup rumit dan kami gembira bisa terlaksana dengan baik. Dari hasil laporan yang kami terima, kondisi pasien pasca operasi baik dan stabil. Jika tidak ada komplikasi besok atau lusa pasien bisa pulang ,” tutur Direktur yang pernah menyabet ASN Eselon 3 terbaik tingkat Provinsi Sulut tahun 2012.
Masalah penyakit batu empedu adalah masalah yang bisa mengganggu fungsi tubuh lain jika tidak ditangani dengan cepat.
Asal tahu saja, kalau meradang, si batu bisa menyebabkan fungsi liver terganggu, dan kolesterol jahat bisa tidak terkontrol, katanya.
Jika upaya mengeluarkan si batu dengan operasi bedah terbuka konvensional, maka pasien bisa dirawat berminggu-minggu di rumah sakit untuk menunggu luka operasi sembuh dengan resiko komplikasi infeksi pasca operasi, tambah Enriko
“Dengan teknik laparoskopi, hari ini operasi, besok pasien bisa pulang, karena luka sayatan operasi sangat kecil,” tegasnya. (*/Rizath)