manadoterkini.com, SULUT – Kedatangan duet penyumbang medali emas di PON Papua, yaitu atlet Cabor muaythai Angelica Runtukahu dan Prays Karundeng dijemput langsung Gubernur Sulut Olly Dondokambey SE lengkap dengan Forkopimda dan pihak terkait lainnya pada Selasa (05/10/2021) lalu.
Selain dijemput Gubernur Olly dan Formopimda di VVIP Bandara Sam Ratulangi Manado, Angelica dan Prays juga diarak dengan mobil mewah di sebagian besar Wilayah Kota Manado.
Steven Kandouw sendiri saat ini berada di Papua mensupport langsung Kontingen Sulut yang berkompetisi di ajang PON.
“Pak gubernur dan saya serta seluruh pengurus KONI sangat berterima kasih dan mengapresiasi perjuangan dan kerja keras para atlet serta tim ofisial yang bertekad mengharumkan nama Sulut di pentas nasional,” kunci sosok yang juga Wakil Gubernur Sulut ini.
Lain halnya yang sempat viral, atlet peraih medali emas dari Nusa Tenggara Timur (NTT) di PON XX Papua 2021, Susanti Ndapathaka dari cabang olahraga Muaythai dijemput menggunakan mobil pikap yang disediakan secara swadaya di Bandara El Tari Kupang.
Padahal NTT sendiri menyediakan dana di PON Papua sebesar Rp. 20 miliar bandingkan dengan Sulut yang hanya menyediakan Rp.13 miliar.
Adapun terkait penjemputan peraih medali emas PON di NTT menjadi sorotan di daerah hingga nasional. Seperti Anggota DPRD Propinsi NTT Yohanes Rumat berang melihat hal itu.
“Kami sangat sesalkan peristiwa penjemputan ini, dan ini memalukan karena prestasi anak NTT tidak diperhatikan oleh Pemerintah NTT,” kata Rumat ketika dihubungi di Kupang, Rabu.
Anggota Komisi V DPRD NTT itu mengatakan pihaknya sangat menyesalkan peristiwa penjemputan itu yang jauh dari kesan penghargaan terhadap atlet yang telah mengharumkan nama NTT di kancah nasional.
Peristiwa tersebut terdokumentasi dalam bentuk foto dan video dan beredar luas melalui berbagi jejaring media sosial yang disoroti kalangan masyarakat.
Dia mengatakan penyesalan ini beralasan, karena sebagai Anggota Komisi V DPRD yang bermitra dengan KONI dan Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi NTT telah memberikan dukungan politik anggaran yang pada awal 2021 telah disepakati sebanyak Rp. 20 miliar diperuntukkan bagi kebutuhan kontingen NTT di PON Papua.
Sebelumnya, pihaknya percaya bahwa KONI NTT bersama pemerintah Provinsi telah menjalankan tugasnya dengan baik, untuk mengurus kepergian termasuk kepulangan kontingen semua cabang olahraga secara baik dan benar.
“Namun, faktanya atlet yang mendapat medali emas tidak dijemput oleh pemerintah Provinsi, tetapi justru dengan mobil pikap yang disediakan secara swadaya.”
“Patut dipertanyakan dan patut diduga anggaran yang telah disepakati itu ada di mana,” katanya.
Yohanes Rumat menambahkan dalam rapat dengar pendapat, sudah diingatkan agar pemerintah bekerja sesuai tupoksi masing-masing dan jangan menyimpang dari ketentuan yang telah diatur.
Dia berharap pemerintah Provinsi segera mengklarifikasi ke publik terkait peristiwa penjemputan atlet peraih medali emas tersebut, karena telah menimbulkan sorotan berbagai kalangan masyarakat.
Manariknya Susanti Ndapathaka merupakan satu-satunya atlet penyumbang medali emas untuk NTT hingga Kamis (07/10/2021) hari ini, dan berada di peringkat 23 dari 34 Propinsi yang ikut ajang PON.
Sedangkan kontingen Sulut masih berada di papan tengah atau peringkat 17 klasemen sementara yang masih menyisakan beberapa cabor yang berpeluang menambah medali, seperti tim putra basket telah masuk final, dua atlet tinju berada di semifinal dan silat, paralayang serta terjun payung berpeluang menambah koleksi medali kontingen Sulut.
“Luar biasa perjuangan para pebasket putra Sulut di ajang PON hingga memastikan diri lolos ke final, begitu pun dua atlet tinju Sulut yang lolos semifinal, jelas sudah memastikan perolehan medali kita akan bertambah, jika Tuhan berkenan bisa menambah medali emas kita,” ungkap Ketua Umum KONI Sulut Steven Kandouw.
(*/Rizath)