manadoterkini.com, SULUT – Gugus Tugas Covid-19 (GTC-19) Sulut yang dipimpin Gubernur Olly Dondokambey bakal meningkatkan kapasitas pemeriksaan Laboratorium Polymerase Chain Reaction (PCR) dari 500 spesimen swab test menjadi 2.000 spesimen per hari.
“Lab PCR yang ada di Provinsi Sulut tinggal 2 minggu lagi 1 hari so boleh periksa 2 ribu orang, kalo so 2 ribu so nda ada yang mo tatunda,” kata Gubernur Olly saat melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Bolaang Mongondow, Senin pekan ini.
Strategi tersebut bukan tanpa alasan. Olly memahami kapasitas pemeriksaan laboratorium di Sulut saat ini belum mampu mengakomodasi banyaknya spesimen swab test terkait Covid-19 yang masuk setiap harinya sehingga sebagian sampel ada yang dikirim ke laboratorium di luar Sulut yang mengakibatkan perpanjangan waktu tunggu hasil pemeriksaan swab.
Kondisi ini pun tak mencerminkan perkembangan epidemiologi per hari, melainkan mencerminkan situasi 2-3 minggu ke belakang.
Sebagai solusi atas kendala tersebut, Olly menyiapkan lab PCR di Universitas Sam Ratulangi berkapasitas 1.000-1.500 spesimen per hari dan meningkatkan kapasitas lab RSUP Prof Kandou untuk menambah jumlah pemeriksaan Covid-19 di Sulut.
Selain itu, GTC-19 Sulut juga bakal mendapatkan bantuan mobil tes PCR dari pemerintah pusat dalam dua pekan mendatang. Mobil ini bisa memproses 120 spesimen yang bisa diketahui hasil tesnya dalam jangka waktu 8 jam.
Menurut Olly, jika kapasitas pemeriksaan berhasil ditingkatkan maka tidak ada lagi keterlambatan pemeriksaan spesimen swab test di Sulut.
“Kalo sekarang masih ada tatunda 10 hari, 11 hari, makanya tiba-tiba jaga nae torang pe Covid-19, itu so lama punya bukan baru so tatunda di laboratorium, karena sampe hari ini sampel yang diambil di lab ada 2117 yang belum kaluar dari lab,” ungkap Olly.
Terkait bantuan mobil PCR, Olly memastikan kesiapan GTC-19 Sulut mengoperasikan fasilitas canggih tersebut untuk melakukan pemeriksaan secara massal.
“Jadi kalo ada tes massal bagini trus banyak orang telepon Pemprov kita datang,” beber Olly.
Lebih lanjut, Olly mengajak masyarakat bersama pemerintah melawan Covid-19 dengan tetap mematuhi protokol kesehatan seperti memakai masker, jaga jarak dan mencuci tangan dengan air sabun.
“Torang harus lawan ini Covid-19 karena kalo torang nyanda lawan ini Covid-19 torang tidak bisa bergerak apapun, jadi Pemprov menyiapkan sarana prasarana untuk melawan Covid-19 ini,” kunci Olly.
Sementara itu, keseriusan Olly menangani Covid-19 di Sulut ternyata mendapat perhatian dari masyarakat Indonesia.
Terbukti, Hasil Survei Charta Politika Indonesia mengungkap persepsi publik soal kinerja kepala daerah yang dianggap paling baik dalam penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia menempatkan Olly pada urutan 9 dari ratusan kada meliputi gubernur, bupati dan walikota se-Indonesia.
Survei dilakukan melalui wawancara telepon dengan metode simple random sampling kepada 2.000 responden yang tersebar di seluruh Indonesia pada 6-12 Juli 2020. Margin of error (toleransi kesalahan) survei 2,19 persen pada tingkat kepercayaan (level of confidence) sebesar 95 persen.
Hasil survei dirilis oleh Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya dalam diskusi daring bertema “Trend 3 Bulan Kondisi Politik, Ekonomi, dan Hukum pada Masa Pandemi Covid-19”, Rabu (22/7/2020).
Responden diberi pertanyaan terbuka soal kepala daerah yang memiliki kinerja terbaik dalam penanganan pandemi Corona. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Ridwan Kamil (Gubernur Jawa Barat): 15,6%
Ganjar Pranowo (Gubernur Jawa Tengah): 13,4%
Anies Baswedan (Gubernur DKI): 11,8%
Khofifah Indar Parawansa (Gubernur Jawa Timur): 5,1%
Tri Rismaharini (Wali Kota Surabaya): 2,2%
Bima Arya Sugiarto (Wali Kota Bogor): 1,3%
Abdullah Azwar Anas (Bupati Banyuwangi): 1,1%
Airin Rachmi Diany (Wali Kota Tangerang Selatan): 1,0%
Olly Dondokambey (Gubernur Sulawesi Utara): 1,0%
Edy Rahmayadi (Gubernur Sumatera Utara): 1,0%
Nurdin Abdullah (Gubernur Sulawesi Selatan): 0,9%
Wahidin Halim (Gubernur Banten): 0,7%
Ade Yasin (Bupati Bogor): 0,5%
Rusli Habibie (Gubernur Gorontalo): 0,5%
Lainnya: 7,8%
Tidak Jawab/Tidak Jawab: 36,4%. (*/Rizath)