manadoterkini.com, SULUT – Sebagai tokoh Pemuda, tidak heran kalau Anggota DPRD Sulut, Billy Lombok terus mengangkat persoalan di kalangan generasi muda. Seperti halnya pada reses ke 3 tahun 2016 ini, Lombok yang adalah Ketua Pemuda GMIM dua periode turun ke daerah pemilihannya di wilayah Minsel dan Mitra.
Anggota Komisi II membidangi Perekonomian dan Keuangan menerima aspirasi dari ratusan para Pemuda se-Minsel dan Mitra
Dimana peserta reses mengeluhkan infrastruktur yang ada. Pemuda dari Tompaso Baru mengeluhkan persoalan proyek air bersih yang mereka nilai dilaksanakan asal asalan sehingga sampai sekarang banyak yang bocor.
”Mohon disampaikan atau diperiksa langsung, karena menyangkut air bersih untuk rakyat, kebutuhan pokok, bagaimana bila kemarau datang, ini tentu berbahaya,” ungkap Glaudy Limpele.
Lain lagi disampaikan oleh peserta reses yang berasal dari Motoling, mereka mengeluhkan di daerah atas Minahasa Selatan tidak terdapat fasilitas mobil Damkar.
“Bila kebakaran, kami hanya berharap dari Amurang itu pun sangat terbatas. kami mohon ini di perjuangkan,” tutur Asri paat.
Mendengar aspirasi dari masyarakat yang diwakili oleh para Pemuda dari Minsel dan Mitra. Lombok pun siap menampung semua aspirasi tersebut.
“Saya siap memperjuangkan aspirasi masyarakat jika itu adalah kewenangan provinsi. Yang disampaikan masyarakat banyak aspirasinya adalah kewenangan Kabupaten. Saya akan sampaikan langsung ke Ibu Bupati dan Bapak Bupati agar dapat memperhatikan pengeluhan dari masyarakat,” jelas Lombok.
Namun sebagai perhatian pemerintah Provinsi berbagai bantuan program dan kegiatan untuk membantu pertanian, perikanan, perkebunan akan masuk tahun 2017.
Dijelaskan Lombok, Minsel pada tahun 2016 merupakan daerah kedua terbesar pengalokasian dana sesudah Kabupaten Minahasa.
“Terkait pelaksanaan pembangunan infrastruktur kami akan seriusi apalagi soal ketersediaan air, ini sangat penting. Data di kami gunung Lolombulan juga sudah kritis. Diharapkan agar jaga kelestarian dan pihak pertambangan kami warning agar jangan merusak lingkungan karena dari hasil hearing dinas kehutanan di tengarai aktifitas pertambangan menjadi faktor rusaknya hutan,” kata Lombok.(jef)