manadoterkini.com, AMURANG–Bupati Minahasa Selatan (Minsel) Christiany Eugenia Paruntu SE mengingatkan kepada warga masyarakat yang ada di Minsel agar tidak sembarangan melakukan pembakaran lahan yang bisa memicu terjadinya kebakaran hutan. Pasalnya, saat ini terjadi peralihan cuaca dari musim penghujan ke musim panas. Sehingga menyebabkan semak, dedaunan yang jatuh menjadi kering dan mudah terbakar.
“Kondisi saat ini rawan terjadinya kebakaran hutan. Apalagi adanya angin kencang bisa memicu terjadinya kebakaran. Oleh sebab itu, Pemda menghimbau warga agar tidak sembarang melakukan pembakaran lahan atau sembarang membuang puntung rokok di hutan,” imbau Bupati melalui Kabag Humas Pemkab Minsel Frangky Mamangkey S.IP kepada manadoterkini.com.
Di sisi lain, lanjut bupati yang lebih dikhawatirkan lagi adalah ketika terjadi kebakaran, maka banyak tanaman warga seperti tanaman kelapa, cengkih dan tanaman lainnya akan terancam dilahap si jago merah.
Hal ini akan sangat berbahaya, mengingat tanaman tersebut, merupakan sumber ekonomi sebagian besar warga Minsel.
“Kita harus belajar dari tahun kemarin, begitu banyak perkebunan Kelapa dan Cengkih yang menjadi korban amukan api. Boleh melakukan pembakaran lahan, asalkan diawasi hingga apinya padam. Jangan ditinggalkan saat masih ada kobaran api,” ujarnya mengingatkan.
Sementara itu, berdasarkan pantauan mamadoterkini.com, sudah ada beberapa lahan di wilayah Minsel tepatnya di Kecamatan Amurang Barat yang terbakar akibat musim kemarau.
Lahan-lahan tersebut di antaranya di Desa Teep, Kapitu, Tewasen dan sejumlah lahan yang ada di Desa lainnya. Menurut penuturan warga setempat, lokasi-lokasi tersebut merupakan langganan terjadinya kebakaran tiap kali terjadi musim panas yang berkepanjangan.
“Tiap kali musim panas, lahan-lahan di wilayah tersebut sering terjadi kebakaran,” ujar Steven warga setempat.(dav)