manadoterkini.com, SULUT – Menyusul bencana alam, banjir dan tanah longsor bahkan cuaca ekstrim yang melanda wilayah Sulawesi Utara (Sulut) sejak dua hari lalu, hari ini Wakil Gubernur Sulut Steven Kandouw menetapkan status siaga darurat bencana untuk Sulut.
Keputusan Wagub Kandouw tersebut diputuskan dalam rapat koordinasi khusus penanganan bencana bersama seluruh stakeholder di ruang WOC Kantor Gubernur, Rabu (22/06/16).
Namun dengan status ini pemprov belum bisa mengambil kebijakan anggarannya. Karena itu, status tanggap darurat bencana kabupaten Sangihe, akan sangat membantu dalam pengaturan anggaran pihak terkait.
“Dengan begitu seluruh instansi bisa keroyokan membantu korban bencana, tandasnya.
Dia juga menghimbau agar masyarakat tetap waspada dalam kondisi cuaca ekstrim saat ini.
“Saya minta masyarakat tetap waspada masih ada indikasi bahwa terjadi hujan dengan intensitas cukup tinggi sampai tiga hari kedepan, ” ungkap Wagub.
Sementara, Asisten I Pemprov Sulut John Palandung mengatakan, status keadaan darurat bencana adalah suatu keadaan yang ditetapkan oleh pemerintah untuk jangka waktu tertentu atas rekomendasi badan yang diberi tugas untuk menanggulangi bencana termasuk dalam hal ini BMG.
Dia juga menyampaikan, untuk anggaran bencana Sulut saat ini berjumlah 10 Miliar.
Pernyataan siaga darurat itu penting karena menjadi bagian dari upaya antisipasi seperti yang dijelaskan dalam UU No. 24 Tahun 2007 bahwa kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta langkah yang tepat guna dan berdaya guna.
Tindakan-tindakan tersebut memungkinkan pemerintah, organisasi, masyarakat, dan individu mampu menanggapi situasi secara tepat jika cuaca ekstrim terjadi di daerahnya.
Diketahui, bencana banjir bandang terjadi di Kabupaten Sangihe, Selasa (21/06/16), sekitar pukul 05.30 WITA, ada 9 lokasi di kepulauan tersebut yang diterjang banjir dan longsor, yakni Kab. Kepulauan Sangihe, Kec. Tahuna Barat, Kec. Tahuna, Kec. Manganito, Kec. Tatowareng, Kec. Manganito Selatan, Kec. Kendahe, Kec. Tabukan Utara, Kec. Tamako.
Laporan BPBD, dalam musibah tersebut, 4 orang korban, 3 korban sudah ditemukan 1 korban meninggal dunia, sementara 1 korbannya lagi masih dalam pencarian, 200 warga yang terisolir. Untuk 1 Korban meninggal lagi terjadi di Kota Manado. 40 unit rumah rusak dan beberapa wilayah terdapat titik longsor yang masih dalam pendataan.
Mengatasi bencana alam tersebut, sejumlah pihak termasuk relawan saling bersinergi melakukan pendataan. BPBD sendiri dibantu TNI – POLRI, SAR, Dinkes, Dinsos, Dinas PU, Relawan dan masyarakat setempat masih melakukan pendataan, mendirikan tenda.(alfa)