SULUT, (manadoterkini.com) – Ketua Komisi Pemuda Sinode GMIM Pnt Toar Pangkey, mengatakan Pemuda GMIM sangat bersedih dan menyayangkan dengan peristiwa pembakaran gereja di Aceh Singkil, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, yang terjadi beberapa hari lalu. Ini kesekian kalinya hal menyangkut masalah toleransi terjadi di NKRI. Seharusnya Negara menjamin setiap kebebasan pemeluk agama untuk beribadah dan kami sangat menyayangkan kejadian- kejadian ini terus terjadi di Indonesia.
“Kami berharap yang terjadi di Aceh Singkil tidak terjadi di daerah lain di Indonesia, dan memohon agar supaya aparat yang berwenang harus menyelesaikan masalah ini, agar tidak berdampak di daerah-daerah lain dan masyarakat Indonesia tahu bahwa penanganan hukum di Negara ini berjalan sebagaimana mestinya,”kata Ketua Pemuda GMIM Pnt Toar Pangkey kepada manadoterkini.com.
Pangkey berharap, untuk masyarakat yang ada di luar aceh untuk doakan para korban, sambil beruasaha membantuh para korban yang sudah mengungsi. “Karena yang pasti mereka membutukan bantuan kita. Informasi dari media yang kami peroleh yang ada ada sekitar 7000-8000,”katanya.
Pangkey juga menambakan, akan melaksanakan aksi nyata yang pertama aksi damai, serta menggalang bantuan dan doa bersama untuk para korban dan para pelaku yang melakukan pembakaran gereja agar hatinya di lembutkan. Nantinya, tidak membawa nama agama untuk menindas agama lain. “Semua agama pasti mengajarkan bagaimana hidup rukun dan damai,”ujarnya.
Pangkey berpesan, untuk pemuda yang ada di Sulawesi Utara, agar menciptakan daerah Sulawesi Utara aman dan damai. “Jangan terprovokasi dan jangan memprovokasi, informasi dari media –media online jangan di telan menta –menta kemudian di sebarkan lagi. ”pentingnya kita menfilter berita” marih kita seruhkan suara- suara kedamaian agar supaya proses kedaimaian di aceh dipulikan dan kedamaian di daerah Nyiur Melabai yang kita cintai ini selalu terjaga,”kunci Pangkey.(alfa)