AMURANG, (manadoterkini.com)-Akibat musim kemarau yang terus melanda Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel). Tahun ini diprediksikan produksi beras di Minsel akan mengalami penurunan.
Apalagi saat ini terlihat disejumlah area persawahan seperti di Desa Popontolen Kecamatan Tumpaan, Desa Ranoyapo Kecamatan Ranoyapo, Desa Raanan Baru Kecamatan Motoling Barat dan persawahan yang ada di Desa Tawaang Kecamatan Tenga serta daerah lainnya mulai mengalami kekeringan akibat tak adanya aliran air. Bahkan irigasi yang menjadi sumber aliran air tak mampu mengairi persawahan akibat debit air yang terus berkurang.
Hal tersebut dikuatirkan akan berdampak pada produktifitas beras alias gagal panen. “Apa boleh buat, karena kondisi alam sudah seperti ini. Kalau memang kemarau ini akan terus berlanjut hingga beberapa bulan kedepan, tentu akan berdampak pada hasil panen,” ujar Allo Kodongan petani yang ada di Kecamatan Motoling Barat.
Hal senada disampaikan Stedy Manorek petani asal Kecamatan Tenga, dia mengaku kalau persawahan miliknya saat ini sudah mulai kering, padahal sudah tidak lama lagi akan di panen. “Kelihatannya, padi milik saya akan gagal panen, sebab air yang ada sudah mulai mengalami penurunan,” keluhnya.
Sehingga keduanya berharap perhatian pemerintah agar bisa mencarikan solusi agar tanaman padi yang mereka tanam tidak gagal panen. “Kami berharap perhatian pemerintah agar mencarikan solusi supaya padi bisa di panen,” pinta keduanya.(dav)