Simbol Semua Agama Terwakili di Graha Religi, Wujud Torang Samua Basudara
MANADO, (manadoterkini.com) – Aksi unjuk rasa berujung anarkis yang ditunjukkan pendemo yang menamakan diri Aliansi Makapetor, Senin (15/6) kemarin, di Kantor Dekot Manado, Jl Balaikota Tikala, disesali banyak pihak. Pendemo melakukan pengrusakan fasilitas negara yang ada di Ruang Paripurna, alhasil sejumlah pendemo pun diamankan aparat Kepolisian.
Walikota Manado GS Vicky Lumentut (GSVL) ikut menyayangkan perilaku dan tindakan tersebut, padahal Pemkot Manado selama ini tidak pernah membatasi aksi apapun yang dilakukan masyarakat, asalkan dijalankan sesuai aturan tanpa merusak fasilitas negara. “Saya prihatin dan menyesalkan tindakan ini apalagi melakukan pembongkaran di gedung dewan. Saya pun tidak mengerti apa latar belakang dan tujuan mereka datang dengan tema demo damai tapi melakukan tindakan yang tidak terpuji,” ujar Walikota, sore kemarin.
Dikatakanya, sebagai pemerintah dirinya menerima semua kritikan yang disertai solusi yang disampaikan masyarakat luas, termasuk rencana pembangunan Graha Religi di eks Kampung Texas Kelurahan Wenang Utara, Kecamatan Wenang. “Selaku Walikota, saya telah bekerja keras untuk menjembatani kepentingan semua golongan agama di lahan eks Kampung Texas tersebut. Dan atas dasar kepentingan semua golongan, maka pada Senin (8/6) pekan lalu telah dimulai rencana pembangunan gedung bersama yang diberi nama Graha Religi di lokasi Taman Religi,” terang Walikota bersahaja ini.
Soal pernyataan bahwa ada bangunan yang sedang dibangun di lokasi taman religi itu tidak memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB), Walikota menegaskan bahwa hal itu tidaklah benar, sebab IMB dari bangunan yang dipermasalahkan pendemo sudah terbit beberapa hari lalu.
Tak hanya bangunan yang dipermasalahkan oleh pendemo, bahkan semua bangunan yang sementara dibangun di lokasi taman religi itu sudah mengantongi IMB dan dikeluarkan Dinas Tata Kota. “Kadis Tata Kota sudah keluarkan IMB untuk semua bangunan yang ada di taman religi itu sesuai dengan desain,” ungakp GSVL.
Dikatakan pria asli Remboken Minahasa ini, pembangunan Graha Religi di atas lahan Taman Religi yang peletakan batu pertamanya oleh pimpinan umat beragama yang ada di Manado dalam Badan Kerjasama Antar Umat Beragama (BKSAUA) dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), dilakukan atas dasar kecintaan terhadap kerukunan yang telah terbina dengan baik di Manado. “Untuk itu saya menghimbau kepada seluruh masyarakat Manado agar kita tetap jaga kebersamaan dan kerukunan di kota ini agar citra torang samua basudara tetap terpelihara baik. Jadi mari torang jaga bersama-sama supaya Manado tetap aman,” ajak Walikota.
Seperti diketahui, pembangunan Graha Religi sudah dimulai sejak Senin (8/6) pekan lalu, ditandai dengan peletakan batu pertama pembangunan oleh Walikota Manado dan pimpinan BKSAUA dan FKUB Manado. Awalnya proyek pembangunan simbol-simbol agama di Manado ini dinamai Taman Religi, namun seiring dengan dialog dan kajian maka berubah nama menjadi Graha Religi, yang cakupannya lebih luas dari sekedar taman. Terlihat dari gambar, simbol semua agama terwakili di Graha Religi, dan masing-masing agama disiapkan ruangan masing-masing.
“Kita bersyukur, kelanjutan pembangunan Taman Religi yang sudah digagas Walikota Imba (Jimmy Rimba Rogi, red) beberapa tahun lalu, sekarang kita akan melanjutkannya dengan nama baru yakni Graha Religi,” ujar Walikota GSVL saat itu.
Tujuan dibangunnya gedung ini untuk mewujudkan kepedulian dan menjaga keharmonisan serta kerukunan antar umat beragama di Manado. Dikatakannya bahwa pembangunan Graha Religi sebagai simbol kerukunan di Manado perlu mendapat dukungan semua kalangan. Apalagi, keberadaan gedung yang berdampingan dengan Mesjid Al-Khairiyah, sehingga memberikan gambaran tentang indahnya kebersamaan di Manado.
“Di samping Graha Religi ini ada mesjid yang sudah ada sejak 1992. Dan berdasarkan perkembangan kota dengan beberapa kali dialog maka lokasi ini akan dijadikan taman kebersamaan antar umat beragama,” ucap GSVL yang didampingi sejumlah tokoh agama Manado.
Hadir pada peletakan batu pertama pembangunan Graha Religi saat itu antara lain pengurus BKSAUA dan FKUB, Ketua Dekot Noortje Van Bone, sejumlah legislator Manado, Wakapolres AKBP Enggar Brotoseno, Kadis Tata Kota Benny Mailangkay, Kepala Bappeda Peter KB Assa, tokoh umat Islam sekaligus Sekretaris Panitia pembangunan Masjid Al-Khairiyah Abdul Rahman Musa, LSM Makapetor, tokoh masyarakat, Camat Wenang Donald Sambuaga beserta para Lurah se-Kecamatan Wennag, serta sejumlah wartawan. “Segala upaya baik untuk kota diyakini akan diberkati Tuhan,” ujar GSVL.(***)