MANADO, (manadoterkini.com) – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sedang merebak disejumlah wilayah di Indonesia, termasuk di Manado, Sulawesi Utara. Tak ayal, aksi memberantas nyamuk Aedes Aegypti penyebab penyakit DBD kini dilakukan Pemprov Sulut dan Kota Manado, termasuk elemen masyarakat. Namun upaya pemberantasan perlu dilakukan koordinasi, mengingat penyemprotan atau fogging tidaklah sembarangan karena bisa membayakan lingkungan.
Untuk itu Walikota GS Vicky Lumentut, sependapat dengan penyataan Kadis Kesehatan agar melakukan koordinasi sebelum melakukan tindakan fogging.
“Seperti pernyataan Kadis Kesehatan yang saya baca di media. Jika fogging dilakukan secara tidak baik, tidak tepat sasaran justru akan berbahaya. Menimbulkan racun,’’ kata GSVL, sapaan akrab Walikota disela-sela menghadiri ibdaha syukuran HUT ke 70 tahun mantan Rektor UNIMA, Prof. Jan Lombok sore tadi (Kamis 5/2) di kawasan perumahan elit Citraland, Winangun.
Lanjutnya, Pemkot Manado sendiri dibawah kendali Dinas Kesehatan hingga saat ini turun lapangan melakukan fogging di sejumlah wilayah yang dinilai menjadi tempat berkembang biaknya wabah DBD ini.
Makanya, jika ada yang dengan kerelaan hati merasa terpanggil bersama-sama memberantas kasus DBD bisa berkoordinasi dengan pemerintah, khususnya Dinas Kesehatan.
“Takutnya, jika tidak koordinasi dengan Dinas Kesehatan malah akan menimbulkan masalah baru. Misalnya, lokasi yang tidak ada kasus DBD tapi sudah keburu defogging, akibatnya akan berbahaya bagi kesehatan warga Manado,’’ tutur suami tercinta, Julyeta P.A Lumentut-Runtuwene ini.
Diketahui pula, 29 Januari 2015 lalu, Walikota GSVL telah mencanangkan Hari Anti DBD dan mengajak semua warga masyarakat untuk bersama-sama membasmi nyamuk penyebab penyakit DBD. Hal ini pun terus di sosialisasikan langsung oleh Walikota GSVL, agar masyarakat mau membantu Pemerintah mencegah dan memberantas perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti, dengan melakukan gerakan Menguras, menutup tempat penampung air dan mengubur (3M) benda-benda yang bisa menampung air, sehingga jentik-jentik nyamuk penyebab DBD tidak berkembang biak.
“Mari bersama-sama kita berantas nyamuk penyebab DBD, dengan melakukan gerakan 3M. Agar jentik-jentik nyamuk DBD tidak bisa berkembangbiak, sehingga penyakit DBD bisa terhindarkan,” ajak GSVL
Walikota GSVL juga sangat mengapresiasi, kepedulian dari berbagai elemen dan organisasi dalam membantu Pemerintah. Untuk memberantas nyamuk penyebab DBD, dengan melakukan fogging di beberapa wilayah di Kota Manado.
“Saya berharap agar siapa saja yang akan melakukan fogging bisa berkoordinasi langsung dengan instansi terkait yakni Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Manado,”ungkapnya.
Ditambahkan GSVL, seperti diungkapkan oleh Kadis Kesehatan Manado, bahwa penyemprotan atau Fogging, guna memberantas nyamuk Aedes Aegypti penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD), bisa berbahaya jika dilakukan dengan sembarangan atau tanpa prosedur. Karena bisa menyebabkan penyakit bagi warga disekitar akibat menghirup gas beracun yang disemprotkan (Fogging). Selain itu fogging juga bisa berdampak buruk bagi keseimbangan ekosistem.
“Koordinasi dengan instansi terkait yakni Dinas Kesehatan itu sangat diperlukan, mengingat ada standar campuran untuk fogging. Mengandung cairan dan obat beracun,yang harus digunakan sesuai dengan standar Badan Kesehatan Dunia (WHO-red). Saling berkoordinasi itu penting, jangan sampai lokasi yang tidak ada kasus DBD sudah dilakukan fogging. Itu malah membawa penyakit, karena menghirup gas beracun yang disemprotkan,”pungkas Lumentut seraya mengajak warganya, untuk bersama-sama membasmi nyamuk penyebab DBD dengan gerakan 3M mulai dari rumah dan lingkungan masing-masing.(ald)